Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin.
Istilah diuresis mempunyai dua pengertian:
1. menunjukkan adanya penambahan volume urin
yang diproduksi.
2. menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat
terlarut dalam air.
Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi
cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga
volume cairan ekstra sel kembali menjadi normal.
Diuretik
menurunkan tekanan darah terutama dengan cara mendeplesikan simpanan natrium tubuh.
Awalnya, diuretik menurunkan tekanan darah dengan menurunkan volume darah dan
curah jantung, tahanan vaskuler perifer. Penurunan
tekanan darah dapat terlihat dengan terjadinya diuresis. Diuresis menyebabkan
penurunan volume plasma dan stroke volume yang akan menurunkan curah
jantung dan akhirnya menurunkan tekanan darah.
Mekanisme kerja diuretik
- tempat kerja diuretik di ginjal. Diuretik
yangbekerja pada daerah yang reabsorbsi natrium sedikit, akanmemberi efek yang
lebih kecil bila dibandingkan dengan diure-tik yang bekerja pada daerah yang
reabsorbsi natrium banyak.
- status fisiologi dari organ. Misalnya
dekompensasijantung, sirosis hati, gagal ginjal. Dalam keadaan ini
akanmemberikan respon yang berbeda terhadap diuretik.
- interaksi antara obat dengan reseptor.
Diuretik
dapat dibagi menjadi 5 golongan yaitu :
1. Diuretik osmotik
Tempat
Dan Cara Kerja :
· Tubuli Proksimal
penghambatan reabsorbsi natrium dan air melalui daya osmotiknya
· Ansa Henle penghambatan
reasorbsi natrium dan air oleh karena hiperosmolaritas daerah medula menurun.
· Duktus Koligentes
penghambatan reasorbsi natrium dan air akibat adanya papilarry washout,
kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya faktor lain.
diuretik osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang
mudah dan cepat diekskresi oeh ginjal.
Contoh dari diuretik osmotik adalah ; manitol, urea, gliserin dan
isosorbid.
2.
Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase
Tempat
Dan Cara Kerja : Diuretik ini bekerja pada tubuli
Proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi bikarbonat.
Yang termasuk golongan diuretik
ini adalah asetazolamid, diklorofenamid dan meatzolamid.
3. Diuretik golongan tiazid
Tempat
Dan Cara Kerja : Diuretik golongan tiazid ini
bekerja pada hulu tubuli distal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium
klorida.
Obat-obat diuretik yang termsuk
golongan ini adalah ; klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid,
bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid, siklotiazid, metiklotiazid,
klortalidon, kuinetazon, dan indapamid.
4.
Diuretik hemat kalium
Tempat
Dan Cara Kerja : Diuretik hemat kalium ini bekerja
pada hilir tubuli distal dan duktus koligentes daerah korteks dengan cara
menghambat reabsorpsi natrium dan sekresi kalium dengan jalan antagonisme
kompetitif (sipironolakton) atau secara langsung (triamteren dan amilorida).
Yang tergolong dalam kelompok
ini adalah: antagonis aldosteron. triamterenc. amilorid.
5.
Diuretik kuat
Tempat
Dan Cara Kerja : Diuretik kuat ini bekerja pada
Ansa Henle bagian asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan cara
menghambat transport elektrolit natrium, kalium, dan klorida.
Yang termasuk diuretik kuat
adalah ; asam etakrinat,
furosemid dan bumetamid.
6. Xantin
Xantin ternyata juga mempunyai efek diuresis. Efek
stimulansianya paa fungsi jantung, menimbulkan dugaan bahwa diuresis sebagian
disebabkan oleh meningkatnya aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerolus.
Namun semua derivat xantin ini rupanya juga berefek langsung pada tubuli
ginjal, yaitu menyebabkan peningkatan ekskresi Na+ dan Cl-
tanpa disertai perubahan yang nyata pada perubahan urin. Efek diuresis ini
hanya sedikit dipengaruhi oleh keseimbangan asam-basa, tetapi mengalami
potensiasi bila diberikan bersama penghambat karbonik anhidrase.Diantara
kelompok xantin, theofilin memperlihatkan efek diuresis yang paling kuat.
Penggunaan klinik diuretik.
Ø Diuretik golongan Tiazid, merupakan
pilihan utama step 1, pada sebagian besar penderita.
Ø Diuretik golongan tiazid, :
-
digunakan
pada payah jantung kronik kongestif, bila fungsi ginjal normal.
- Digunakan pada penderita batu ginjal.
-
disertai
dengan diet rendah garam digunakan pada penderita diabetes insipidus
Ø Diuretik kuat biasanya (furosemid) :
-
terutama
bermanfaat pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
-
Udem
paru akut.
-
digunakan
bila terdapat gangguan fungsi ginjal atau bila diperlukan efek diuretik yang
segera.
-
diberikan
bersama infus NaCl hipertonis pada penderita hiperklasemia
Ø Diuretik osmotik :
-
pada
penderita udem otak
-
Diuretik
osmotik atau asetazolamid digunakan prabedah pada penderita acute angle closure
glaucoma
Ø Diuretik hemat kalium, digunakan bersama
tiazid atau diuretik kuat, bila ada bahaya hipokalemia.
Ø Biasanya digunakan diuretik golongan
tiazid atau diuretik kuat bersama dengan spironolakton untuk penderita sindrom
nefrotik
Obat-obat pilihan
Golongan
Tiazid
1. Bendroflazid/bendroflumetazid ( Corzide® )
ü Indikasi: edema, hipertensi
ü Kontra indikasi: hipokalemia yang
refraktur, hiponatremia, hiperkalsemia, , gangguan ginjal dan hati yang berat,
hiperurikemia yang simptomatik, penyakit adison.
ü Bentuk sediaan obat: tablet
ü Dosis: edema dosis awal 5-10
mg sehari atau berselang sehari pada pagi hari; dosis pemeliharaan 5-10 mg 1-3
kali semingguHipertensi, 2,5 mg pada pagi hari
ü Efek samping: hipotensi postural dan
gangguan saluran cerna yang ringan; impotensi (reversibel bila obat
dihentikan); hipokalemia, hipomagnesemia, hiponatremia, hiperkalsemia,
alkalosis hipokloremanik, hiperurisemia, pirai, hiperglikemia, dan peningkatan
kadar kolesterol plasma; jarang terjadi ruam kulit, fotosensitivitas, ganggan
darah (termasuk neutropenia dan trombositopenia, bila diberikan pada masa
kehamilan akhir); pankreatitis, kolestasis intrahepatik dan reaksi
hipersensitivitas.
ü Peringatan : dapat
menyebabkan hipokalemia, memperburuk diabetes dan pirai; mungkin memperburuk
SLE ( eritema lupus sistemik ); usia lanjut; kehamilan dan menyusui; gangguan
hati dan ginjal yang berat;porfiria.
2. Chlortalidone ( Hygroton®,
Tenoret 50®, Tenoretic® )
ü Indikasi : edema,
hipertensi, diabetes insipidus
ü Peringatan,Kontra
indikasi, dan efek samping: lihat pada Bendrofluazid
ü Dosis : edema, dosis awal 50
mg pada pagi hari atau 100-200 mg selang sehari, kurangi untuk pemeliharaan
jika mungkin.Hipertensi, 25 mg; jika perlu ditingkatkan sampai 50 mg pada pagi
hari
ü Bentuk sediaan obat: tablet
3. hidroklorotiazid
ü Indikasi: edema, hipertensi
ü Peringatan,Kontra
indikasi, dan efek samping: lihat pada Bendrofluazid
ü Dosis : edema, dosis awal
12,5-25 mg, kurangi untuk pemeliharaan jika mungkin; untuk pasien dengan edema
yang berat dosis awalnya 75 mg sehariHipertensi, dosis awal 12,5 mg sehari;
jika perlu ditingkatkan sampai 25 mg pada pagi hari
ü Bentuk sediaan obat: tablet
ü
Diuretik kuat
1. Furosemide ( Lasix®, uresix®,
impugan® )
ü Indikasi: edema pada jantung,
hipertensi
ü Kontra indikasi: gangguan ginjal dan
hati yang berat.
ü Bentuk sediaan obat: tablet, injeksi, infus
ü Dosis: oral , dewasa 20-40 mg
pada pagi hari, anak 1-3 mg/kg bb; Injeksi, dewasa dosis awal 20-50 mg im, anak
0,5-1,5mg/kg sampai dosis maksimal sehari 20 mg; infus IV disesuaikan dengan
keadaan pasien
ü Efek samping: Gangguan saluran cerna
dan kadang-kadang reaksi alergi seperti ruam kulit
ü Peringatan : dapat
menyebabkan hipokalemia dan hiponatremia; kehamilan dan menyusui; gangguan hati
dan ginjal; memperburuk diabetes mellitus; perbesaran prostat; porfiria.
ü
Diuretik
hemat kalium
1. Amilorid HCL ( Amiloride®, puritrid®,
lorinid® )
ü Indikasi: edema, hipertensi,
konservasi kalium dengan kalium dan tiazid
ü Kontra indikasi: gangguan ginjal,
hiperkalemia.
ü Bentuk sediaan obat: tablet
ü Dosis: dosis tunggal, dosis
awal 10 mg sehari atau 5 mg dua kali sehari maksimal 20 mg sehari. Kombinasi
dengan diuretik lain 5-10 mg sehari
ü Efek samping: Gangguan saluran cerna
dan kadang-kadang reaksi alergi seperti ruam kulit, bingung, hiponatremia.
ü Peringatan : dapat
menyebabkan hipokalemia dan hiponatremia; kehamilan dan menyusui; gangguan hati
dan ginjal; memperburuk diabetes mellitus; usia lanjut.
2. Spironolakton (
Spirolactone®, Letonal®, Sotacor®, Carpiaton®
)
ü Indikasi: edema, hipertensi
ü Kontra indikasi: gangguan ginjal,
hiperkalemia, hipernatremia, kehamilan dan menyusui, penyakit
adison.
ü Bentuk sediaan obat: tablet
ü Dosis: 100-200 mg sehari, jika
perlu tingkatkan sampai 400 mg; anak, dosis awal 3 mg/kg dalam dosis terbagi.
ü Efek samping: Gangguan saluran cerna
dan kadang-kadang reaksi alergi seperti ruam kulit, sakit kepala, bingung,
hiponatremia, hiperkalemia, hepatotoksisita, impotensi.
ü Peringatan : dapat menyebabkan hipokalemia dan hiponatremia;
kehamilan dan menyusui; gangguan hati dan ginjal; usia lanjut.
Untuk pemilihan obat Diuretik a yang tepat ada
baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter. Di apotik online
medicastore anda dapat mencari obat diuretik dengan merk yang berbeda dengan
isi yang sama secara mudah dengan mengetikkan di search engine medicastore.
Sehingga anda dapat memilih dan beli obat diuretik sesuai dengan kebutuhan
anda.